MENU

Tuesday, June 1, 2010


BAB I
PENDAHULUAN

 
PERMASALAHAN
Indonesia adalah sebuah negara berkembang yang memiliki berbagai jenis industri, mulai dari industri mikro, kecil, menengah, hingga industri dengan skala besar. Adapun pembagian jenis industri tersebut mengacu kepada undang-undang No.20 tahun 2008, kriteria Industri kecil, menengah, dan besar adalah sebagai berikut:
  1. Industri mikro : memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 50 Juta tidak termasuk tanah dan bangunan
  2. Industri kecil : memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 50 juta, tidak termasuk tanah dan bengunan.
  3. Industri menengah : memiliki kekeyaan bersih lebih dari Rp 500 juta sampai Rp. 10 milyar tidak termasuk tanah dan bangunan
  4. Industri besar : memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 10 milyar tidak termasuk tanah dan bangunan





Dari ke empat jenis industri tersebut, saat ini industri yang sedang berkembang adalah Industri kecil dan menengah (IKM). Rata-rata karakteristik IKM pada umumnya, masih menggunakan teknologi sederhana dan belum banyak yang menggunakan teknologi pengolahan modern, dari segi persebaran industri masih belum merata ke seluruh wilayah. Umumnya industri masih terkonsentrasi di jawa dengan persentase 75 : 25. Kontribusi PDB industri masih didominasi oleh industri besar dengan persentase 70 : 30. Selain itu banyaknya IKM mengalami kesulitan bahan baku karena adanya ketentuan/ peraturan Pemerintah yang membatasi atau karena adanya fluktuasi harga. Hal ini terjadi pada produk berbasis sumber daya alam (kayu, rotan, produk pangan, dan lain-lain). IKM juga belum banyak memiliki sertifkasi produk. Kemudian adanya pemberlakuan FTA (Free Trade Agreement) yang mengancam kelangsuangan produk dalam negeri (Asean China FTA), serta adanya peningkatan penerapan NTBs (Non Tariff Barriers) di negara- negara tujuan ekspor guna melindungi produk mereka sendiri.
Karakteristik IKM yang telah disebutkan sebelumnya merupakan suatu kelemahan dari IKM, yang saat ini juga melanda industri kulit di Indonesia yang kebanyakan indutri kulit tersebut merupakan jenis industri kecil dan menengah. Apabila kondisi ini tidak segera diatasi maka kemungkinan IKM-IKM yang ada di Indonesia terutama industri kulit, akan mati secara perlahan.
Tentunya kondisi ini tidak bisa dibiarkan begitu saja. Perlu adanya beberapa perbaikan baik dalam aspek teknologi, manajemen, maupun dalam aspek pemasaran. Sehingga produk-produk yang dihasilkan IKM tersebut dapat bertahan ditengah gempuran krisis yang melanda dunia saat ini. Salah satu aspek yang perlu diperhatikan adalah aspek pemasaran, karena hal ini menyangkut dalam kelancaran penjualan produk tersebut agar suatu industri tidak mati.
Dewasa ini banyak sekali kelemahan aspek pemasaran industri produk kulit di Indonesia khususnya di yogyakarta. Hal ini tidak terlepas dari kurangnya inovasi yang dilakukan para usahawan produk kulit di yogyakarta dalam memasarkan produknya. Seperti yang kita ketahui bahwa kondisi pasar saat ini tidaklah stabil, apalagi adanya krisis ekonomi global dan adanya FTA yang secara langsung mempengaruhi kondisi pasar produk kulit di yogaykarta. Oleh karena itu untuk mempertahankan industri produk kulit di yogyakarta agar tidak mengalami gulung tikar, terutama dalam hal pemasaran produk-produknya perlu adanya suatu inovasi yang dilakukan agar pemasaran dapat berjalan secara kontinyu dan meningkat secara bertahap.
Inovasi-inovasi yang dapat dilakukan dalam pemasaran produk-produk kulit di yogyakarta, berupa sistem pemasaran secara online atau e-commerce sehingga pemasaran menjadi lebih dinamis dan pangsa pasarnya menjadi lebih luas. Kemudian
pembuatan sistem jaringan pemasaran produk yang kuat dan memperluas jaringan pemasaran dengan diferensiasi produk menurut kualitas (grade) dan pangsa pasar yang dituju.
    Berdasarkan permasalahan tersebut, maka penulis dalam melaksanakan kerja praktek lapangan untuk menyusun tugas akhir (magang) mengambil judul "SISTEM PEMASARAN PRODUK KULIT BERBASIS GRADING DAN E-COMMERCEE".


 

  1. TUJUAN PENELITIAN
    1. Untuk menerapkan inovasi sistem pemasaran berbasis grading dan e-commerce pada produk-produk industri kulit di yogyakarta.
    2. Untuk mengembangkan pelaksanaan praktek dilapangan dengan teori yang pernah diterima selama kuliah di Akademi Teknologi kulit Yogyakarta.
  2. MANFAAT PENELITIAN
    1. Menambah pengetahuan dalam bidang pemasaran produk IKM khususnya produk-produk kulit
    2. Mengetahui kondisi pemasaran produk kulit secara langsung
    3. Bagi IKM atau industri, dapat menjadi suatu inovasi dalam sistem pemasaran produk mereka.

       
  3. TINJAUAN PUSTAKA
    1. Electronic Commerce (E-Commerce)
Transaksi Electronic Commerce (E-Commerce) didefinisikan sebagai proses pembelian dan penjualan produk, jasa dan informasi yang dilakukan secara elektronik dengan memanfaatkan jaringan komputer. Salah satu jaringan yang digunakan adalah internet.
Definisi E-Commerce dari beberapa perspektif, yaitu:
  • Dari perspektif komunikasi, E-Commerce adalah pengiriman informasi, produk/jasa, atau pembayaran melalui jaringan telepon, atau jalur komunikasi lainnya;
  • Dari perspektif proses bisnis, E-Commerce adalah aplikasi teknologi menuju otomatisasi transaksi bisnis dan work flow;
  • Dari perspektif pelayanan, E-Commerce adalah alat yang digunakan untuk mengurangi biaya dalam pemesanan dan pengiriman barang; dan
  • Dari perspektif online, E-Commerce menyediakan kemampuan untuk menjual dan membeli produk serta informasi melalui internet dan jaringan jasa online lainnya.
Selanjutnya Yuan Gao dalam Encyclopedia of Information Science and Technology (2005), menyatakan E-Commerce adalah penggunaan jaringan komputer untuk melakukan komunikasi bisnis dan transksaksi komersial. Kemudian di website E-Commerce Net, E-Commerce didefinisikan sebagai kegiatan menjual barang dagangan dan/atau jasa melalui internet. Seluruh komponen yang terlibat dalam bisnis praktis diaplikasikan disini, seperti customer service, produk yang tersedia, cara pembayaran, jaminan atas produk yang dijual, cara promosi dan sebagainya.
Seluruh definisi yang dijelaskan di atas pada dasarnya memiliki kesamaan yang mencakup komponen transaksi (pembeli, penjual, barang, jasa dan informasi), subyek dan obyek yang terlibat, serta media yang digunakan (dalam hal ini adalah internet).
Perkembangan teknologi informasi terutama internet, merupakan faktor pendorong perkembangan e-commerce. Internet merupakan jaringan global yang menyatukan jaringan komputer di seluruh dunia, sehingga memungkinkan terjalinnya komunikasi dan interaksi antara satu dengan yang lain diseluruh dunia. Dengan menghubungkan jaringan komputer perusahaan dengan internet, perusahaan dapat menjalin hubungan bisnis dengan rekan bisnis atau konsumen secara lebih efisien. Sampai saat ini internet merupakan infrastruktur yang ideal untuk menjalankan e-commerce, sehingga istilah E-Commerce pun menjadi identik dengan menjalankan bisnis di internet.
Pertukaran informasi dalam E-Commerce dilakukan dalam format dijital sehingga kebutuhan akan pengiriman data dalam bentuk cetak dapat dihilangkan. Dengan menggunakan sistem komputer yang saling terhubung melalui jaringan telekomunikasi, transaksi bisnis dapat dilakukan secara otomatis dan dalam waktu yang singkat. Akibatnya informasi yang dibutuhkan untuk keperluan transaksi bisnis tersedia pada saat diperlukan. Dengan melakukan bisnis secara elektronik, perusahaan dapat menekan biaya yang harus dikeluarkan untuk keperluan pengiriman informasi. Proses transaksi yang berlangsung secara cepat juga mengakibatkan meningkatnya produktifitas perusahaan.
Dengan menggunakan teknologi informasi, E-Commerce dapat dijadikan sebagai solusi untuk membantu perusahaan dalam mengembangkan perusahaan dan menghadapi tekanan bisnis. Tingginya tekanan bisnis yang muncul akibat tingginya tingkat persaingan mengharuskan perusahaan untuk dapat memberikan respon. Penggunaan E-Commerce dapat meningkatkan efisiensi biaya dan produktifitas perusahaan, sehingga dapat meningkatkan kemampuan perusahaan dalam bersaing.

 
  1. Grading produk melalui Segmentasi Pasar
Segmentasi pasar adalah proses membagi-bagi pasar yang semula berperilaku heterogen menjadi beberapa kelompok pasar yang sekarang berperilaku lebih seragam. Atau proses mengkelompokkan bagian-bagian pasar yang berperilaku sama dari keseluruhan perilaku pasar yang beragam.
Produk dapat dirancang sesuai dengan masing-masing segmen pasar yang berbeda. Dengan karakter dan perilaku yang lebih homogen, masing-masing segmen pasar dapat dipenuhi kebutuhannya lebih baik. Dengan kata lain, masing-masing kelompok pasar dipenuhi oleh produk dan pelayanan yang sesuai dengan kebutuhannya. Perusahaanpun akan lebih kompeten dalam melayani kebutuhan-kebutuhan masing-masing segmen pasar.

 

 


 


 


 


 


 


 


 


 


 

BAB II
MATERI DAN METODA

 

 
Metode-metode pengumpulan data untuk pengembangan Sistem Pemasaran Produk Kulit Berbasis Grading Dan E-Commercee pada proposal ini menggunakan metodologi sebagai berikut :
  1. Studi Literatur
    Pada metodologi ini dilakukan kegiatan mempelajari literatur-literatur. Adapun literatur yang digunakan berupa buku, jurnal ilmiah, dan hasil-hasil penelitian yang berkaitan dengan sistem informasi, pendukung keputusan atau DSS (Decision Support System).
  2. Analisis Sistem Manajemen pemasaran yang sudah ada
    Pada tahap ini dilakukan analisis sistem manajemen pemasaran yang sudah ada, seperti batasan-batasan dalam sistem pemasaran serta sasaran pola pemasaran yang dituju.
  3. Analisis pola pendukung keputusan
    Pada tahap ini dilakukan analisis untuk mendapatkan model sistem pemasaran berbasis elektronik dan grading yang sesuai dengan produk.
  4. Desain atau Pengembangan Sistem Pemasaran
    Pada tahap ini, desain atau pengembangan sistem pemasaran serta perancangan baik berupa desain web, hosting, maupun isi material web e-comercee
  5. Implementasi dan Pengujian Sistem Informasi
    Implementasi dan pengujian sistem pemasaran berbasis e-comercee dan grading. Dimana sasaran uji coba disini adalah pengguna web dengan sarana promosi situs dibeberapa social networking, search engine dan pamflet yang berisi promosi situs web dari IKM.

     
  6. Penarikan kesimpulan
    Pada tahap ini dilakukan untuk menentukan kebenaran fakta dengan keputusan yang dihasilkan oleh sistem. Jika hasilnya tidak tepat maka dilakukan perbaikan. Selanjutnya ditarik kesimpulan terhadap penggunaan model untuk sistem pemasaran ini.

     
  7. TEMPAT DAN WAKTU
    Tempat penelitian : Sentra Industri Kerajinan Kulit Manding
    Waktu Penelitian: 4 Mei - 18 Juni 2010

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

JADWAL KEGIATAN

 

 
No
Kegiatan
Minggu ke
Keterangan
1
2
3
4
5
6
1.Observasi
2.Penentuan dan Perumusan masalah
3.Pelaksanaan penelitian
4.Wawancara
5.Penyebaran kuisioner
6.Evaluasi

DAFTAR PUSTAKA

 

 
Anonym, 2009, "Karakteristik, Masalah Dan Pertumbuhan Skala Usaha Industri", http://katalog.pdii.lipi.go.id/index.php/searchkatalog/downloadDatabyId/2233/2234.pdf.
Anonym, 2009, "Pengertian E-commerce", http:// www. balinter.net/ news_184_Pengertian_ Ecommerce_dan_Teknologi_informasi.html
Anonym, 2010, "Modul Sosialisasi dan Pembekalan Materi Tenaga Penyuluh Lapangan (TPL) Beasiswa", Direktorat Jendral Industri Kecil dan Menengah Kementrian perindustrian RI.
Gao, Yun, 2005 "Encyclopedia of Information Science and Technology", England.
Hartono, Jogiyanto , 2005, "Analisis & Desain Sistem Informasi: Pendekatan Terstruktur Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis". Jakarta.
Hidayat, Agus, 2003, "Memilih Vendor Pengembang Sistem Informasi Manajemen Menggunakan Metode Analytic Hierarchy Process", Indonesia.
Setyanto, Arief, 2005, "Sistem Informasi Berbasis Multimedia (Multimedia Based Information Systems)",Indonesia.

 

Lampiran I

 
  1. IDENTIFIKASI TEMPAT USAHA

 

Nama indusri     :
Jenis Industri    :
Alamat tempat usaha    :
Nama pemilik    :
Jumlah pekerja    :
Waktu produksi perhari    :
Kapasitas produksi perhari    :
Omset Perbulan    :

 

  1. KUISIONER POLA PEMASARAN PRODUK

     
  2. Apakah ada hambatan dalam pemasaran produk?
    1. Tidak
    2. Ya, sebutkan (......................................................................................................)

       
  3. Bagaimana proses pemasaran produk?
    1. Ekspor
    2. Lokal
    3. Regional
    4. Nasional
    5. Lain-lain (.............................................................................................................)

       
  4. Apakah sudah diterapkan sistem pemasaran melalui internet?
    1. Tidak
    2. Ya, sebutkan (...........................................................................................................)

       
  5. Sasaran dalam sistem pemasaran produk?
    1. Masyarakat umum
    2. Konsumen menengah kebawah
    3. Konsumen menengah keatas
    4. Sesuai permintaan
    5. Lain-lain (.............................................................................................................)

       
  6. Bagaimana sumber pendanaan permodalan?
    1. Mandiri
    2. Pinjaman koperasi
    3. Pinjaman bank
    4. Pinjaman swasta
    5. Lain-lain (.............................................................................................................)

       
  7. Apakah ada kendala dalam permodalan?
    1. Tidak
    2. Ya, sebutkan (......................................................................................................)

     
  8. Bagaimana respon masayarakat terhadap tempat usaha/ industri bapak/ibu?
    1. Diterima dengan baik
    2. Kurang senang dengan industri atau tempat usaha saya
    3. Lain-lain (..............................................................................................................)

       


       
  9. Apakah ada kendala dalam sistem dan manajemen?
    1. Tidak
    2. Ya, sebutkan (......................................................................................................)

     

 


 

Terimakasih


1 comment:

  1. dika, ijin copas materi ini ya buat bahan penelitian.. trims

    www.anathakamil.wordpress.com

    ReplyDelete