MENU

Friday, May 1, 2009

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 TUJUAN

Tujuan kami melakukan praktikum ini antara lain:

  1. Agar mahasiswa dapat mengerti penyusunan formulasi kompon karet
  2. Agar mahasiswa dapat mengoprasikan mesin-mesin yang berhubungan dengan pembuatan produk karet
  3. Agar mahasiswa dapat mengetahui fungsi masing-masing bahan yang ada di dalam formulasi kompon karet


     

1.2 DASAR TEORI

Proses pembuatan kompon adalah pross pencampuran antara karet mentah dengan bahan-bahan kimia karet (bahan aditiv). Bahan penyusun kompon karet antara lain:

  1. Karet mentah

    Karet mentah dapat berupa karet alam maupun karet sintesis yang mempunyai sifat berbeda-beda satu dengan yang lainya. Pemilihan jenis karet yang akan digunakan dalam pengolahan kompon karet akan menntukan sifat-sifat barang jadi yang akan dihasilkan. Karet alam berasa dari getah pohon karet yang diolah menjadi RSS, crumb rubber., karet creb dan sebagainya. Karet sintesis merupakan karet tiruana yang dibuat untuk mengganti karet alam atau untuk keperluan tertentu misalnya Ir, SBR, BR, EPDM, NBr dan sebagainya.

  2. Bahan kimia karet ( bahan aditiv)

    Bahan kiia karet yang digunakan untuk pembuatan ko0mpon karet umumnya terdiri dari :

    1. Bahan pemvukanisasi

      Adalah bahan kimia yang dapat bereaksi dengan gugus aktif pada molekul karet membentuk ikatan silang tiga dimensi. Bahan pemvulkanisasi yang pertama dan paling umum digunakan adalah belerang, khusus digunakan untuk pemvulkanisasi karet alam atau karet sintesis seperti SBR, NBR, BR, IR dan EPDM.

    2. Bahan pencepat

      Adalah bahan kimi0a yag digunakan dalam jumlah sedikit bersama-sama degan belerang untuk mempercepat reaksi vulkanisasi. Bahan pencepat yang digunakan dapat berupa satu atau ko0mbinasi dari dua atau lebih jenis bahan pencepat. P0encepat dikelompokkan bardasarkan fungsinya sebagai berikut:

      1). Pencepat primer, contohMBT dan MBTS untuk jenis thiazol(semi cepat), CBS untuk jenis sulfenamida ( cepat-ditunda)

      2). Pencepat sekunder, DPG dan DOTG untuk jenis guanidine(sedang), TMT dan TMTD untuk jenis thiuram (sangat cepat), ZDC dan ZMDC untuk jenis dithiokarbamat (sangat cepat), ZBPP untuk jenis dithiofosfat (cepat)


       

    3. Bahan penggiat

      Adalah bahan kimia yang ditambahkan ke dalam sistem vulkanisasi dengan pencepat untuk menggiatkan kerja pencepat. Penggiat yang paling umum digunakan dalah kombinasi antara ZnO dengan asam stearat.

    4. Bahan anti degredant

      Adalah bahan kimia yang berfungsi sebagai anti ozonan dan anti oksidan yang melindungi bahan jadi karet dari pengusangan dan peningkatan usia penggunaaanya. Bahan yang sering digunakan antara lain: wax(anti ozonan) senyawa amina dan senyawa turunana fenol(ionol)

      Antidegradant dignakan dalam kompon untuk melindungi kompon karet trhadap kerusakan yang ditimbulkan oleh osigen , ozon cahaya matahari, katais logam dan benturan mekanik. Anti degradant dapat dapat melindungi barang jadi aret dari pengusangan dan peningkatan usia penggunaannya ( life time) wax dapat digunakan bersama-sama dengan antiozzonan melindungi karet dari ozon, wax bermanfaat untk gerak statis dan anti ozonan dari senyawa amina untuk gerak dinamis. Semyawa amina mudah migrasi dan meninggalkan bercak warna (stain) jika bersentuhan, selain baik sebagai znti ozonan juga sebagai anti flek dan anti oksidan barang jadi karet yang berwarna gelap. Anti degradant dari senyawa fenol baik digunakan utuk barang jadi karet yang berwarna jernih atau putih. Penggunaan bahan anti degradat pada umumnya berkisar 1-2 phr

    5. Bahan pengisi

      Bahan pengisi ditambahakan kedalam kompon karet dalam jumlah yang cukup besar dengan tujuan meningkatkan sifat fisik memperbaiki karakteristik pengolahan tertentu dan menekan biaya. Bahan pengisi dibagi menjadi dua golongan yaitu bahan pengisi yang bersifat penguat contoh carbon black, silika dan silikat serta bahan pengisi yang bersifat bukan penguat: contoh CaCO3 kaolin BaSO4 dan sebagainya.

      Pemilihan bahan pengisi merupakan tahpa ketiga terpenting dalam penyususnan kompon stelah pemilihan Janis karet dan system vulkanisasi. Bahan pengisi penguat sangat berpengaruh terhadap sifat fisik barang jadi karet dan pengolahanya. Ukuran partikel dan struktur karbon black sangat berpengaruh terhadap sifat-sifat fisik dan pengolahan kompon. Table berikut ini menunjukkan ukran dan struktur carbon black serta pengaruh ukuran dan stuktur terhadap sifat kompon

klasifikasi 

Indeks ukuran partikel 

Indeks stuktur 

N220(ISAF)

N330 HAF

N550 FEF

N762 SRF-LM

N990 MT

22

27

41

75

250 

114

102

121

62

42 

Ppengaruh ukuran struktur terhadap sifat kompon

Sifat kompon 

Penurunan ukuran partikel( struktur tetap 

Peningkatan struktur ( uuran tatap

Kekerasan

Kuat tarik

Modulus

Perpanjangan putus

Resilience

Dispersibility

Kemantapan dimensi

(gren strength

Extrusion shrinkage dan die well 

Naik

Naik

Tak berpengaruh

Tak berpengaruh

Turun

Turun

Tak berpengaruh


 

Tak berpngaruh

Naik

variable

Naik

Turun

Tak brpengaruh

Naik

Naik


 

turun

Dari kedua tabek tersbut diketahui bahwa derajad penguatan maningkat dengan makin mengecilnya ukuran. Makin halus ukuran bahan pengisi makin besar energy yang diperlukan untuk mendisperdikannya ke dalam karet, maka makin sukar diolah. Ukuran partikel bahan pengisi memegang peranan penting pada kuat tarik kompon. Carbon black dengan ukuran partikel kcil membrikan kuat tarik tertinggi pada penambahan optimum. Modulus merupakan fungsi utama dari ukuran, sruktur dan banyaknya penambahan karbon nlack. Makin meningkat struktur carbon black makin tingi modulus dan akan meningkat lagi jika pemakaian karbon black bertambah. Perpanjangan putus mirip modulus, merupakan fumgsi dari struktur karbon black, tapi struktur yang makin tingi membrikan perpanjangan putus yang rendah. Makin banyak carbon black struktur tinggi yang ditambahkan perpanjangan putus makin turun.

Kompon yang mengandung karbon black berukuran partikel besar sperti N990(MT mempunyai perpanjangan putus yang terbaik dan tidak dipengaruhi oleh meningkatnya penambahan. Ukuran partikel yang besar meningkatkan scorh, sedang struktur tinggi dan ukuran partilek yang kecil menurunkan ketahanan scorh. Table berikut memberikan petunjuk pemilihan jenis karbon black untuk beberapa produk barang jadi karet.

no 

produk 

Jenis karbon black 

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7. 

Telapak ban (ketahan kikis dan sobek tinggi

Conveyor belt, hak dan sol sepatu hitam

Carcass bahan (kalor timbul rendah

Barag-barang ekstrusi, weather strip

Karet antiststik

General purpose moulding

Oil seal, O-RING( taha oli dan pempatan tetap rendah 

HAF,ISAF, SAF

HAF

SRF, GPF

FEF, GPF-HS

ISAF, HAF

GPF, SRF

SRF, MT, FT


 


 

Sedangkan bahan pengisi non-black dapat dibagi menjadi 3 kelompoksbagai barikut:

  1. Penguat misalnya silica
  2. Bukan penguat misalnya kalsium karbonat(whiting dan titanium oksida
  3. Semi penguat misalnya kaolin( clay

Silica mempunyai keasaman yang tinggi sehingga menghamnbat vulkanisasi, diperlukan pencepat lebih banyak dan bahan tambahan seperti senyawa amina, glycol dan coupling agent sepeti silane. Silane harus ditambahkan kedalam karet sebelum bahan lain ditambahkan kdalam karet sebelum bahan lain ditambahkan, jika tidak fungsinya sebagai coupling agent akan hilang. Pengolahan karet dengan pengisi silica diperlukan suhu lebih tinggi untuk mengurangi uap air karena silica bersifat higroskopis. Kalsim karbonat mempunyai ukuran partikel yang besar dan bersifat tidak memperkuat. Titanium dioksida dapat meningkatkan warna putih. Kaolin dapat meningkatkan sedikit ketahanan abrasi dan modulus. Pada jenis yang keras mempunyai kemampuan reinforcing lebih besar dri pada yang lunak. Kaolin dapat membantu ekstusi dalam hal kelancaran dan kehalusan. Kaolin yang keras dapat menghindari penyusutan dimensi(shrinkage).

Jumlah pemakaian filer tergantung dari kbutuhan atau kekerasan dari produk yang akan dibuat.

  1. Bahan pelunak

    Adalah bahan pelunak yang berfungsi untuk melunakkan karet mentah agar mudah diolah menjadi kompon karet. Jenis bahan pelunak antara lin jenis aromatik, naftenik, parafinik ester dan sebagainya.

  2. Bahan-bahan kimia tambahan

    Bahan ini ditambahkan dalam kompon karet dengan tujuan tertentu dan sesuai dengan kebutuhan misalkan:

  • Bahan pewarna
  • Bahan penghambat(inhibitor)
  • Bahan pewangi
  • Bahan peniup(blowing agent)
  • Bahan bantu olah (hogenizer, plasticizer, senyawa pendispersi, teckifier dan sebagaimya)

Penyusunan kompon karet (formulasi)

Pada penyusunan formulasi kompon yang penting adalah menentukan jenis atau campuran karet mentah. Kemudian ditentukan jenis bahan pengisi. Setelah itu ditentukan sisterm vulkanisasinya, kombinasi bahan pemvulkanisasi, bahan pencepat dan bahan penggiat. Terahir ditenttukan bahan kimia tambahan yang diperlukan sesuai dengan kebutuhan tergantung jenis proses selanjutnya dan barang yang akan dibuat.

Proses komponding

    Proses pencampuran biasanya menggunakan alat pencampur(mixer) dapat berupa internalmixer(mesin giling tertutup) atau mesin giling terbuka (open mill). Alat yang paling sedehana adalah mesin giling terbuka yang terdiri dari dua rol keras dan permukaannya licin. Kecepatan berputar kedua rol berbeda(penggilingan dengan friksi). Penggilingan dengan friksi digunakan dalam proses mastikasi dan pencampuran, sedangkan penggilingan tanpa friksi digunakan untuk menhangatkan kompon sebagai pengumpan pada mesin ksrusi, calendae atau injeksi.Dibagian dalam rol dapat dialirkan uap untuk pemanas atau air untuk pendingin. Lebar celah diantara dua rol dapat diatur disesuaikan dengan banyakknya kompon dan keadaan kompon . sebelum proses pencampuran , karet mentah erlebih dulu dulunakkan yang disebut sebagai proses mastikasi yang bertujuan untuk mengubah karet padat dan keras menjadi lunak (viskositas berkurang) agar proses pencampuran dengan bahan kimia menhasilkan disperse yang merata (homogen). Pencampuran dimulai setelah karet menjadi plastis dan suhu rol hangat. Celah antara dua rol (nip) diatur sedemikian rupa sampai diperoleh tumpukan meteril diatas rol yang disebut bank, kemudian bahan kimia yan berbentuk serbuk egera ditambahkan kecuali belerang. Setelah semua bahan kimia tercampur , kompon karet yang dihasilakan dipotong dan dikeluarkan dari gilingan, kemudian dimasukkan gilingan lagi dalam untuk dibentik menjadi bentuk lembaran dengan ketebalan sesuai dengan kebutuhan.

Table berikut memperlihatkan kapasitas minimum dan maksimum msim giling terbuka. Pada kondisi sama, pengoprasian pada batas minimum dapat mempercepat proses mastikasi ataupun pencampuran dan begitu pula sebaliknya.


 

Panjang rol (m) 

Diameter rol (m) 

Kapasitas(kg 

 
  

minimum 

maksimum 

0.75

1,1

1,2

1,5

1,8

2,1

2,1 

0,35

0,4

0,45

0,56

0,6

0,65

0,7 

9

13,5

20

34

57

68

80 

13,5

23

32

57

91

114

136 


 

Salah satu mesin giling tertutup yang biasa digunakan dalam kompondig karet adalah mesin banbury, terdiri dari uang-ruang pencampur tertutup yag didalamnya terdapat rotor yang berprofil pisau spiral. Pitu pmasukan bahan yang terletak dibagian atas ruang pencampur dan pitu pengeluaran kompon hasil pencampuran terletak di bagian bawah. Rotor digerakkan oleh motor listrik. Pintu pemasukan dilengkapi dengan ra yang digerakkan dengan cara pneumatic. Kedua rotor banbury dalam proses pencampurannya membrikan shear-force kepada kompon dengan arah putaran rotor yang berlawanan, sehingga shar-force diperoleh dari gerakan antara dua rotor dan dan antara rotor dengan dinding. Untuk memperoleh pendingin atau pmanas air atau uap air biasanya disirkulasi melalui lubang pada rotor dan dinding ruang pencampur. Penggunaan mesin giling tertutup dalam proses mastikasi dan dan komponding dapat mempersingkat waktu mastikasi dan lebih fisien karena pencampuran dilakukan I ruang tertutup sehingga partikel bahan-bahan kimia tidak betrbangan. Namun karena dibatasi oleh waktu dan suhu maka kompon hasil dari mesin banbury yang berbntuk gumpaan perlu dibuat lembaran dengan mnggunakan mesin giling terbuka agar diperolh lembaran dan proses pendinginan mudah diperoleh.

Hal-hal penting yang harus diperhatikan dalam pencampuran antara lain:

  1. Pada penggilingan 2 rol, pemotongan, penggulungan dan penggilingan secukupnya untk mendapatkan penyebaran/pendispersian yang merata.
  2. Jangan melakukan mastikasi terlalu luna untuk menjaga gaya gesekan untuk mencegah agregat.
  3. Pastikan semua serbuk dalam keadaan kering untuk menghindari caking.
  4. Menggunakan urutan yang tepat pada penambahan bahan kimia untuk menghindari scorch.
  5. Mengontrol suhu rol dan rotor.
  6. Mencampur secepat mungkin konsiten dengan tingkat kepentingan pencapaian dispersi.

Desain Kompon

Dalam menyusun formula atau merancang kompon kompon yan spesifikasi teknisnya ditentukan oleh konsuma, slain harus memperhatikan sifat-sifat vulkanisatnya yang harus memenuhi persyaratan juga perlu memperhatikan biaya kompon dan tahap pengolahan.

Untuk membuat barang jadi karet yang bahan penyusunya terdiri dari karet(elastomer) dan bahan-bahan kimia karet 9aditiv), seorang compounder pertama-tama harus menentukan jenis karet (elastomer) yang tepat dan bahan penyusun kompon yang diperlukan untuk memenuhi kondisi produk ahir, oleh karna itu ada bberapa hal yang harus diperhatikan, antara lain:

  1. Sifat-sifat karet yang dipilih
  2. Vulkanisasi atau system curing untuk memperoleh sifet-sifat utama yang dikehendaki
  3. Bahan-bahan lain yang mempunyai peran dalam mempengaruhi spesifikasi teknis dan ketahanan using yang dikehendai
  4. Peralatan yang tepat untuk pengolahan kompon
  5. Kompon yang mempunyai nilai komersial
  6. Cara pengujian dan evaluasi bahan baku dan produk

Pemilihan Sistem Vulkanisasi

Vulkanisasi adalah kunci dari keseluruhan teknilogi karet, walaupun kadar bahan yang terlibat dalam proses vulkanisasi tidak lebih dari 0,5-5 % berat keseluruhan campuran. Namun proses ini memegang peranan yag sangat penting dalam pembentukan sifat fisika dan sifat kimia yang dikehendaki. Maka setelah memilih jenis elastomer yang digunakan sebagai bahan dasarnya, selanjutnya ditentukan system vulkanisasinya. System vulkanisasi dapat didefinisikan sebagai jumlah aditif yang diperlukan untuk memvulkanisasi elastomer atau karet yang semula bersifat plastis liat dan tidak mantap terhadap suhu ( termoplastis) berubah menjadi elastic kuat mantap dan bentuknya terhadap perubahan suhu ( termoset). Sedang vulkanisasi adalah proses pembentukan ikatan silang antar moolekul karet menggunakan bahan kimia pemvulkanisasi sehingga molekul karet yang semula panjang menjadi suatu struktur tiga dimensi melalui pembentukan ikatan silang. Vulkanisasi sering disebut juga "cure", tetapi lebih seri g di pakai untuk menyatakan proses pematangan kompon menjadi barang jadi karet. Untuk kelompokmkaret penggunaan umum( general purpose) seperti NR IR dan SBR serta IIR, BR, NBR dan EPDM elerang sangat lazim digunakan sebagai bahan pemvulkanisasi yang dikendalikan oleh system pencepat dalam banyak pilihan dan diaktivasi oleh ZnO dan asam stearat. System vulkanisasi dengan belerang mampu membentuk ikatan jenis mono, di atau poli-sulfida dengan merekayasa rasio kosentrasi belerang dan pencepat. Pemilihan system vulkanisasi belerang sangat pentng karena berikatan dengan ikatan silang yang terbentuk untuk menyesuakan dengan kondisi pemakaian atau spesifikasi teknis barang jadinya.

Setiap pencepat mempunyai karakteristik vulkanisasi yang berbeda. Pencepat yang memiliki karakteristik pravulkanisasi yang singkat dapt dikategorikan sebagai pencepat skunder atau "booster atau kicker" sedangkan pencepat yang mempunyai karakteristik pravulkanisasi lambat dikategorikan sebagai pencepat primer. Dengan pemilihan pencepat dan kombinasinya dengan tepat, karet dapat divulkanisasi dalam waktu dan suhu yang di inginkan. Kombinasi pencepat primer dan skunder yang tepat dapat menghasilkan sifat-sifat yang menguntungkan. Pencepat skunder ditambahkan untuk mempercepat laju vulanisasi atau meningkatkan modulus dengan pertimbangan keamanan olah (scorch) tetap terjamin. Kombinasi tersebut antara lain:

primer 

 

sekunder 

thiazol

sulfenamida 

Dengan

dengan 

Guanidine

Thiuram atau dithiokarbamat

Terdapat 3 sistem vulkanisasi dan perkiraan konsentrasi belerang dan pencepat sebagai berikut:

System vulkanisasi 

Belerang(phr) 

Pencepat(phr) 

Konvensional

Vulkanisasi efisien (EV)

Semi EV 

2,0 – 3,5

0;3 – 0,8

1,0 – 1,7 

1,0 – 0,4

6,0 – 2,5

2,5 – 1,0


 

Bahan pengaktif yang biasa digunakan pada system belarang adalah kombinasi tipe matalic oxide (oksida logam) dengan tipe faty acid yaitu ZnO dengan asam stearat. Penggunaan ZnO berkisar 4 – 5 phr dan asa stearat berkisar 1 – 1,5 phr.

System vulkanisasi dengan oksida logam, misalnya ZnO pada karet khloroprena, berfungsi sebagai pemvulkanisasi, bukan sebagai activator seperti dalam system vulkanisasi dengan belerang. Pada vulkanisasi polikholroprena diperlukan MgO yang berfungsi sebagai retarder agar tidak scorch.


 


 

1.3 ALAT DAN BAHAN

Alat-alat yang digunakan antara lain:

  1. Open mill
  2. Mesin pencetak
  3. Pencetak
  4. Meja tatakan

Bahan-bahan yang digunakan antara lain:

  1. NR dan SBR
  2. ZnO
  3. Steric acid
  4. Silica
  5. PEG
  6. Parafinik oil
  7. Comaron resin
  8. MBTS
  9. TMTD
    1. Sulfur
  10. TiO2
  11. Pigment merah
  12. Motaclre
  13. karon black
  14. kaolin
  15. CaCO3
  16. oil
  17. wax
  18. TMQ


 


 


 


 

1.4 CARA KERJA

  1. pembuatan produk karet brpigment
    1. menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan dengan ukuran berat yang sudah ditentukan
    2. memanaskan mesin giling
    3. mengukur suhu awal pada rol
    4. karet jenis NR dimastikasi
    5. memasukkan SBR dan comaron resin setelah mastikasi selesai
    6. memasukkan stearic acid dan montaclere
    7. memasukkan ¾ dari silica kmudian disusul dengan PEG, paraffinic oil dan TiO2
    8. setelah tercampur, kmudian memasukkan sisa silica diikuti dengan pigment merah
    9. memasukkan ZnO
    10. memasukkan MBTS dan TMTD
    11. memasukkan sulfur
    12. setelah homogeny kompon diblending


       

  2. pembuatan sol warna hitam
  3. memanaskan open mll
  4. menyiakam bahan-bahan yang akan dignakan sesuai dengan ukuran beratnya
  5. memasukkan NR ke dalam open mill, kemudian di susul dengan comaron resin dan wax
  6. seteah yercampur merata, ZnO dan stearit acid dimasukkan kedalam open mill untuk dicxampur dengan bahan-bahan di aaattas
  7. memasukkan ¾ dari CaCO3, kemudian disusul dengan TMQ dan oil
  8. memasukkan sisa dari CaCO3
  9. memaskkan MBTS dan TMTD
  10. memasukkan sulfur

    BAB II

HASIL DAN PEMBAHASAN


 

2.1 Data dan Hasil Praktikum

Table formulasi kompon untuk sol warna merah

no 

Nama bahan 

PHR 

Berat yang harus ditimbang (gr) 

1.

2.

3

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14. 

NR

SBR

ZnO

Steric acid

Silica

PEG

Paraffinic oil

Comaron resin

MBTS

TMTD

Sulfur

TiO2

Pigment mrah

montaclre 

30

70

5

2

45

2

4

3

1,2

0,2

2

3

1

1 

180

420

30

12

270

12

24

18

7,2

1,2

12

18

6

6 

Table urutan bahan yang dimasukkan dan waktu yang diperlukan dalam pencampuran

urutan 

Bahan-bahan 

Waktu (menit) 

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8. 

NR ( dimastikasi )

SBR dan comaron resin

Stearic acid dan montaclere

¾ silica, PEG, paraffinic oil, dan TiO2

¼ silica, dan pigment merah

ZnO

MBTS dan TMTD

sulfur 

6

2


 

3

3

1

1,5 

Keterangan : untuk silica dimasukkan dua kali, pada urutan ke 4 dan ke 5, waktu untuk pencampuran urutan 2 dan 3 total 3 menit

Tabel formulasi untuk pembuatan sol hitam

no 

bahan 

phr 

Berat yang harus ditimbang 

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13. 

NR

ZnO

Steri acid

Karbon blak

Kaolin

CaCO3

Oil

Comaron resin

Wax

MBTS

TMTD

Sufur

TMQ

100

5

2

20

80

120

15

4

2

1,4

0,4

2

1,5 

2000 gr

100 gr

40 gr

400 gr

1600 gr

2400 gr

300 gr

80 gr

40 gr

28 gr

8 gr

40 gr

30 gr

Tabel urutan bahan untuk dicaaaaampur dan waktu yang dierlukan untuk pencampuran

No urut ke 

Nama bahan 

Waaktu pencampuran 

1.

2.

3.

4.

5.

6. 

NR, comaron resin dan wax

ZnO dan stearid acid

¾ CaCO3, TMQ an oil

¼ CaCO3

MBTS, TMD

sulfur 

6 menit

2 menit

4 menit

3 menit

2 menit

2 menit 

Keterangan: untuk suhu awal roll adalah 500C dan suhu akhhhhir adalah 620C

  1. Pembahasan

    Fungsi dan kegunaan masing-masing bahan aditiv

    Agar kompon yang kita cetak merupakan yang berkualitas maka kita perlu menentukan formulasi kompon tersebut. Biasanya pada awal pembuatan formulasi di gunsksn cara trial and error. Beru setelah di uji dan menghasilkan barang yang di inginkan maka kompon tersebut layak di gunakan.

    Karet yang digunakan bias berupa karet alam, karet sintesis ataupun kombinasi keduanya.

    Pada pembuatan sol kali ini kita menggunakan 2 warna yaitu sol hitam dan sol merah.

    Berikut ini adalah fungsi masing-masing bahan pada formulasi kompon:

    1. Kompon pada sol hitam

NR

ZnO


 


 

Stearid acid

Karbon black


 


 


 


 


 


 

Kaolin


 

CaCO3


 


 

Oil


 

Comaron resin

Wax


 


 


 


 

MBTS


 


 


 

TMTD


 


 

Sulfur


 


 

TMQ


 


 

 

Sebagai bahan utama dalam kompon

Sebagai bahan penggiat untuk menggiatkan kinerja pencepat (MBTS dan TMTD)

Fungsinya sama seperti ZnO

Bahan filler, yang bersifat penguat, dan berfungsi untuk ,emingkatkan sifat fisik karet dan menurunkan biaya. Karena adanya karbon black pemakaian karet dapat dikurangi di samping itu harga karbon black relative murah,

Fungsinya seperti karbon black tetapi tidak bersifat sebagai penguat

Fungsinya sama dengan karbon black tapi bukan merupaka pengisi untuk penguat

Sebagai bahan pelunak yang berfungsi untuk melunakkan karet


 

Merupakan bahan anti degradan, yang bersifat sebagai anti ozonan. Bahan ini berfungsi untuk melindungi karet dari kerusakan ozon

Sebagai bahan pencepat. Untuk mempercepat reaksi atau vulkanisasi. Merupakan bahan pencepat primer.

Merupaka bahan pencepat tapi pencepat golongan skunder.

Sebagai bahan pemvulkanisasi. Bahan ini merupakan bahan yang mengakibatkan adanya ikatan 3 dimensi dalam karet.

Bahan anti degradant yang berfungsi sebagai anti oksdasi( melindungi kompon terhadap kerusakan yang di sebabkan oleh oksigen

    
 


 


 

  1. Kompon pada sol merah

NR dan SBR

ZnO

Sterid acid

Silica


 

PEG

Parafinik oil


 


 

Comaron resin

MBTS


 


 

TMTD


 

Sulfur


 


 


 

TiO2


 


 


 


 


 


 

Pigment merah

 

Sabagai bahan utama

Sebagai bahan penggiat

Sebagai bahan penggiat

Sebagai bahan pengisi, tapi merupakan filler bukan penguat


 

Sebagai bahan pelunak. Para finik oil biasanya di gunakan untuk karet alam


 

Sebagai bahan pencepat. Untuk mempercepat reaksi atau vulkanisasi. Merupakan bahan pencepat primer.

Merupaka bahan pencepat tapi pencepat golongan skunder.

Sebagai bahan pemvulkanisasi. Bahan ini merupakan bahan yang mengakibatkan adanya ikatan 3 dimensi dalam karet.

Sebagai bahan pemutih. Karena warna yag digunakan bukan hitam maka kompon perlu diputihkan terlebih dulu. Agar memiliki warna dasar putih sehingga pigmen warna yang akan di berikan dapat menghasilkan warna yang baik

Sebagai bahan pewarna. Untuk memberikan warna merah pada kompon. 

Perhitungan berat masing-masing kompon

Untuk perhitungan formulasi kompon kita menggunakan patokan phr artinya bahan aditif yang di gunakan merupakan per 100 dari berat karet. Misalkan pada formulasi kompon di atas, NR dengan phr 100 dan ZnO dengan phr 5 artinya berat ZnO yang di gunaan adalah 5/100 (0,2) dari berat NR. Sedangkan pada kompon sol merah bahan yang digunakan adalah kombinasi 2 karet. Dalam mengkombinasi 2 karet jumlah phr keduanya tidak boleh lebih dari 100 phr atau kurang. Karena phr ini di gunakan untuk patokan penimbangan bahan bahan yang lain.

Untuk mengetahui berat bahan kompon yang akan kita yimbang kita perlu mengetahui factor prngali. Sedangk.an fak.tor pengal.i di dapat dari berat kompon yang akan kita buat dibagi dengan julmah seluruh phr dari kompon.

Misalkan pada pembuatan sol hitam jumlah seluruh phr adalah 353,3 sedangkan berat kompon jadi yang akan kita buat adalah 7 kg (7000 gr) maka factor pengalinya adalah 7000/353,3 di dapatkan 19,81 jika kita bulatkan menjadi 20 (untuk memudahkan perhitungn). Jadi dari perhitungan di atas kita dapatkan factor pengali 20. Maka NR yang kita buat adalah 100 gr x 20 = 2000 gr(2 kg).

Komponding

Sebelum komponding di mulai sebaikknya semua bahan yang akan di gunakan dipersiapkan dan bahan- bahan tersebut harus dalam keadaan serbuk. Semakin kecil ukuran serbuk semakin baik pula pencampuran kompon karena dengan ukjuran yang kecil bhan-bahan mudah bereaksi dan tersebar secara merata.

Arti dari komponding di sini adalah proses pencampuran kompon karet. Sebelum komponding dilakukan biasanya rol dipanaskan terlebih dulu. Setelah panas dilakukan mastikasi. Tujuan mastikasi adlah untuk menurunkaan berat molekul karet dan membentuk radikal bebas. Berat molekul karet berkurang karena adanya pemutusan rantai molekul karet. Radikal bebas yang terbentuk akan bereaksi dengan zat pemvulkanisasi. Tujuan dari mastikasi adalah untuk melunakkan karet mentah agar nati bahan kimia yang akan dicampurkan menjadi merata.

Reaksi yang terjadi saat mastikasi adalah

CH3 CH3

CH2 – C=CH – CH2 CH – C=CH – CH2


 

         CH3 CH3

        CH2 – C = CH - CH2 + CH2 – C=CH – CH2

        Mastikasi sangat dipengaruhi oleh oksigen baik pada suhu rendah maupun suhu tinggi. Hal ini dapat dilihat pada bagan di bawah ini


 


 


 


 


 


 

R R

ENERGI MEKANIK

R. R.


 

Tanpa oksigen terdapat oksigen

Bergabung kembali ROO. + ROO.

R. + R.

R - - R

Setelah mastikasi selesai barulah dilakukan komponding. Bahan-bahan yang akan mengalami proses komponding sebaiknya dilembutkan terkebih dulu, karena semaki kecil ukuran bahan maka akan semakin tercampur merata. Pada sol warna hitam setelah NR dimastikasi, bahan yang di campur kemudian adalah comaron resin dan wax, kemudian ZnO dan stearat acid kedua bahan iibi memiliki fungsi yang sama yaitu untuk menggiatkan bahan pencepat karan itulah kedua bahan ini di masukkan sebelum bahan pencepat dicampur dengan kompon.

Kemudian ¾ dari filler dimasukkan disusul dengan TMQ dan oil. Setelah tercampur merata sisa filler yang belum dimasukkan kemudian dicampur dengan kompon.

Bahan yang dimasukkan berikutnya adalah bahan pencepat (MBTS dan TMTD) kemudian bahan terahir adalah sulfur. Total waktu untuk komponding adalah 19 menit.

Sedangkan komponding pada sol merah, SBR tidak mengalami proses mastikasi. Dan untuk bahan penggiat tidak di masukkan bersamaan seperti pada komponding sol hitam. Tetapi untuk bahan pencepat dimasukkan bersamaan dan sulfur juga dimasukkan pada urutan terakhir.

Ketika sulfur sudah tercampur dengan kompon lain, celah antara dua roll di tipiskan. Hal ini bertujuan agar kompon tercampur homogen dan apabila masih terdapat butiran dapat cepat tercampur.

Setelah itu dilakukan blending. Yaitu dengan cara kompon dilipat vertikal dan dimasukkan dalam rool dalam keadaan horissontal.

Vulkanisasi

Setelah terbentuk kompon, kompon dipotong dan di masukkan dalam mold dan mold trsebut dimasukkan dalam press molding. Pada pencetakan inilah terjadi proses vulkanisasi. Suhu yang digunakan adalah 1500C.

Proses vulkanisasi pada dasarnya adalah pross pembentukan jembatan sulfur pada rantai-rantai karet disamping itu proses ini dapat didefinisikan sebagai proses terjadinya iktan 3 dimensi pada kompon karet. Proses ini bertujuan mengubah karet yang mulanya bersifat termoplastis menjadi termoset. Dengan kata lain proses vulkanisasi bisa di sebut dengan proses pematangan kompon.

Dari kedua kompon yang di buat semuanya menggunakan system vulkanisasi belerang.

Pada proses vulkanisasi bahan-bahan pencepat dan penggiat sangat brperan. Mekanisme vulkanisasi dapat dilihat dari diagram beriut:

Fragment organic dari bahan pencepat

Ac – Sx – Ac

Karet – Sx – Ac

Karet – Sx – karet molekul karet

Jembatan sulfida

2 comments:

  1. matur suwun je mas iki ws dadi referensi ku ,gae TA

    ReplyDelete
  2. saya sedang menyusun ttg antioksidan amin. bisa gak bantu saya untuk melengkapi data-data saya ttg antioksidan amina terhadap karet

    ReplyDelete