MENU

Wednesday, April 29, 2009

PEMBAHASAN JURNAL


Mikrobiologi

Dosen        : R LMS. Ari Wibowo


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 

Disusun Oleh:

Nama        : RUSDITA EKA PERDANA    

No. MHS    : 07.TBKKP.TPL.14


 


 

DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN R.I

AKADEMI TEKNOLOGI KULIT

YOGYAKARTA


 


 


 


 


 

Terjemahan Judul Asli: Journal Research paper

"Simplified method to automatically count bacterial

colony forming unit"


 


 

METODE SEDERHANA UNTUK MENGHITUNG BENTUK KESATUAN KOLONI BAKTERI


 


 

Michael Putman, Robert Burton, Moon H. Nahm

Department of Pathology, University of Alabama at Birmingham, Birmingham, AL 35294, United States


 


 

Abstrak

Menghitung koloni bakteri adalah sebuah teknik penting untuk mengatasi hambatan studi vaksin sebaik jenis studi mikrobiologi lainnya. Sekarang kami akan menunjukkan sebuah perhitungan koloni bahwa dapat diproses mengahasilkan gambar dengan sebuah kamera digital atau scanner dokumen dan laboratorium,sehingga dapat dengan efisien memiliki perhitungan koloni bakteri dengan mengirim gambarnya ke sebuah laboratorium dengan sebuah perhitungan koloni.

D 2005 Elsevier B.V. All rights reserved.


 

    Dalam sebuah tanggapan mengenai vaksin pneumumococcal, sebuah populasi sebelumnya dapat merangasang antibodi, yaitu mengurangi fungsi daripadanya. Proses perangsangannya dalam sebuah populasi. Demikian manfaat dari antibody pneumococcal , yang seharusnya menjadi penentu sebagai sebuah bagian dari evaluasi vaksin pneumococal. Hasil yang paling diakui dalam pengujian fungsional untuk antibody adalah hasil pengujian in vitro opsonizasi (Mahm et. Al., 1997). Pengujain ini adalah ditentukan dengan cara klasik, yaitu melalui inkubasi dengan sebuah antiserum, pelengkap , dan fagosit, dan menentukan angka kehidupan pneumococi ketika mencampurnya didalam sebuah piringan cawan agar. Perhitungan koloni bakteri adalah sebuah kunci atau langak dalam menilai kapasitas fungsional antibodi.

    Perhitungan koloni bakteri adalah membosankan dan rumit. Beberapa investigator mengadopsikan pengembangan sistem pencitraan untuk pengujian ELISPOT (liu et al.,2004). Laboratorium kami menggunakan sebuah pewarnaan tetrazolium untuk warna koloni bakteri pneumococal.(Kim et al,. 2003) dan membuat mereka kelihatan atau tampak jelas untuk perhitungan koloni bakteri otomatis. Semenjak perhitungan koloni bakteri daapt dengan mudah mengenali pewarnaan koloninya, mereka dapat menghitung koloni dengan sangat akurat/ bagaimanapun, perhitungan otomatis adalah sanagat mahal untuk sebuah laboratorium kecil yang mana hanya melakukan pengujian kadang-kadang. Dengan kata lain, laboratorium besar bisa memiliki perhitungan yang membutuhkan biaya akomodasi besar. Demikian, menghitung koloni adalah sebuah anggaran besar dana halangan teknis untuk sebuah jenis laboratorium. Dengan perkembangan dalam kamera digital dan scanner dokumen, pencitraan elektronik dari sebuah piringan agar dengan koloni bakteri dapat dihitung dengan mudah dan simpel untuk mentransmisikan ke laboratorium lain via internet.

    Demikian kami melakukan investigasi langsung apakah cara ini dapat digunakan untuk mengatasi masalah kesulitan dengan perhitungan koloni bakteri.

    Piringan agar dengan koloni bakteri pneumococcal disiapkan dalam sebuah cawan petri persegi (diperlihatkan pada gambar 1) sebagai dideskripsikan sebelumnya (Kim et al,. 2003) . Cawan petri mengandung 24 titik dengan koloni bakteri dan setiap titik yang mana sesuai dengan sebuah pengujian, memiliki kira-kira 150 koloni. Untuk memperoleh gambar dari cawan petri dibuat dengan sebuah kamera digital dan sebuah latar yang dibuat dengan sebuah kotak kartu (kira-kira 20 x 25 x 30 cm).


 


 

Jarak antara lensa dan objek kira-kira 18 cm. Dan Disalah satu bagian kotak, kami memotong sebuah persegi. Jendela cawan petri hanya kira-kira 9 cm x 9 cm untuk memposisikan cawa petri dengan rapi. Kotak diletakkan diatas sebuah meja dengan jendela cawan petri menghadap sebuah tembok putih, yan mana merupakan sebuah latar netral. Bagian kebalikan kotak jendela cawan petri dipindahkan untuk dijadikan sebuah mini tripod (kira-kira 10 cm panjang kaki.) dari kotak dan cawan petri di foto melalui kotak. Sebuah kamera digital (Powershoot A75) dari Canon (Tokyo, Jepang) dengan resolusi 2 megapixel dan menggunakan kapasitas memori internal 32 MB.

    Pencitraan dilakukan tanpa lampu kilat, menggunakan kontrol manual untuk white balance dan jarak. Untuk membuat file kecil gambar, resolusinya dikurangi ke 1024 x 768 pixel dan kompresi data " Normal " karena hasil file gambar JPEG hanya kira-kira 75 kb, banyak (lebih dari 400) file gambar dapat disimpan dalam memori internal kamera. File JPEG ditransfer kekomputer dan email. Untuk pengendali dibutuhkan 2 program yaitu PHOTOSHOP. CS (Adobe, San Jose, CA) dan protoCol (versi 4. 04 dari Synoptics Ltd. Cambridge UK. Pengendali computer adalah bagian penting penghitung koloni dengan kameranya. (Synoptics Ltd) dan didstribusikan oleh Microbiology Internasional (Fredrick, MD). Pertama-tama file dikonversikan dari JPEG berwarna menjadi format BMP abu-abu menggunakan photoshop CS. Hasil file sekitar 500 kb dan memiliki resolusi 780 x 574 pixel dengan kedalaman warna 8-bit. File gambar dibuka dengan program ProtoCOL, dengan angka perkiraan dari setiap spot koloni bakteri,

    Untuk menetapkan seberapa besar angka koloni yang bisa dioperkirakan dengan alat ini, kami menentukan angka kepastian koloni dalam 70 spot dengan metode perhitungan manual. Juga kami gunakan sebuah bagian ProtoCOL penghitung koloni dengan kameranya untuk memperkirakan angaka koloni dalam setiap spot. Gambar 2A. memperlihatkan 2 hasil dengan korelasi tinggi (r2 0,96) tapi mesin penghitung sedikit lebih rendah (kira-kira 10-15 %) daripada perhitungan sebenarnya. Deviasi tampak jelas ketika angak koloni perspot mencapai 50. ketika software ProtoCOL digunakan untuk memproses gambar kamera digital, korelasi perhitungan tinggi dengan perhitungan sebenarnya (r2 = 0,98) tapi sedikit lebih rendah daripada perhitungan sebenarnya (gambar 2B). Derajat perhitungan otomatis mirip dengan derajat perhitungan manual. Perhitungan dengan metode protoCOL dan dengan kamera digital protoCOL adalah ekivalen (derajat kemiringan = 1,05(data tidak diperlihatkan).


 

    Scanner dokumen sama canggihnya dengan kamera digital. Scanner dapat dijadikan alternative untuk mengambil gambar koloni dari cawan petri, kami menscan cawan petri dengan sebuah scanner dokumen (HP psc 2175 all in one print/scanner/copier) yang terubung dengan sebuah PC. Empat cawan petri discan dalam waktu bersamaan dengan resolusi 200-dpi. Gambar itu (kira-kira berukuran 350 Kb dan dalam format JPEG) kemudian dievalusi dengan software protoCOL. Ketika perhitungan koloni diperkirakan dengan metode scanner-software ProtoCOL kami membandingkan dengan perhitungan sebenarnya (gambar 2C), hasilnya memiliki korelasi tinggi (r2= 0,98) dengan perbedaan (titik kemiringan = 0,89). Gambaran angka koloni hampir identik dengan metode yang berbeda, metode perhitungan otomatis menghasilkan opzonisasi yang sangat mirip (perbedaannya kurang dari 10 %) dengan perhitungan otomatis dan variabelnya sedikit lebih kurang dari variabel hasilnya, dari hasil pengujiannya sendiri.


 

    

Walaupun tidak ada tahapan memproses data, otomatisasi dan kustomisasi menyebabkan operasi data berjalan cepat. Duabelas cawan petri, yang mewakili data dari 96 cawan microtiter, bisa menghitung dalam waktu kira-kira 10 menit menggunakan penghitung protoCOL seperti ringkasan dalam tabel I. Ketika 12 cawan discan, gambarnya dan pemrosessan datanya berjalan dalam waktu 23 menit (tabel I). Ini adalah figure conservative karena beberapa program penghitung tidak membutuhkan konversi format file. Kontrasnya perhitungan manual akan memakan waktu 144 menit (tabel I). pertimbangan kira-kira 3-5 menit untuk memperoleh densitas optikal dari tiga 96-cawan ELISA, evaluasi imun dari vaksin telah ditetapkan pertama tergantung pada perhitungan konsentrasi antibody. Semenjak metode perhitungan koloni ini menjadi kan lebih cepat dibandingkan metode perhitungan manual dan beberapa metode perhitungan hampir sama cepatnya dalam membaca cawan ELISA, kami memimpikan perhitungan fungsi antibodi akan bisa lebih digunakan pada evaluasi vaksin pada masa yang akan datang.

Prosedur keseluruhan dideskribsikan disini menjadi bisa diimplementasikan dimanaasaja. Umumnya hanya tersedia peralatan yang digunakan, dan tipe yang lain dari scanner atau digital kamera sebaiknya memberikan kenyamanan. Kami menemukan kamera digital jenis lain (Cool Pix 5700) dari nikon (tokyo, jepang) untuk menjadikan kenyamanan. Sangat simpel untuk mengatur kamera atau scanner, dan banyak orang menemukan prosedur mudah untuk mempelajari. Kami memimpikan gambar yang bisa di emali laboratorium satelite dari scanner atau kamera digital ke laboratorium pusat dan menerima hasil dari laboratorium pusat. Bagaimanapun juga, kebutuhan laboratorium pusat menghilang semenjak CFU boleh memperoleh dari gambar cawan petri dengan program yang lebih baik lainnya.

Penentuan CFU adalah penting dalam menaksir vaksin bakteri dalam penjumlahan vaksin pneumoccocal. Untuk mudahnya kemanjuran group B vaksin streptoccocal bisa dievaluasi dengan pengujian opsonisasi (Guttormsen et al., 2002), meningococal vaksin ditaksir dengan pengujian bactericidal (Balmer and Borrow, 2004) , yang mana juga


 


 

which also require colony counting.

In addition to these vaccine studies, our approach

should be useful for many bacterial species since

their colonies can be colored with tetrazolium dyes

(Cuthbert, 1967; Coudron et al., 1983; Pourcher et

al., 1991; Summanen et al., 1992). The studies described

here show that the long-standing technical

hurdle of efficiently counting colonies has now been

eliminated by using common imaging devices and


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 

Pembahasan Jurnal Mikrobiologi


 

Judul Jurnal    : Simplified Method To Automatically Count Bacterial Colony Forming Unit (Metode Sederhana Untuk Menghitung Bentuk Kesatuan Koloni Bakteri)

Sumber    :
peir.path.uab.edu/pathgrad/publications/nahm_colony.pdf

Tanggal Akses    : 19 Juni 2008

Penulis     : Michael Putman, Robert Burton, Moon H. Nahm

     Department of Pathology, University of Alabama, Birmingham, AL 35294, United States

Tanggal terbit jurnal: Diterima 4 maret 2005; Direvisi 2 Mei 2005; Diakui 3 Mei 2005; Dipublikasikan secara online 20 Juni 2005

Kata Kunci Jurnal    :

  1. Opsonophagocytosis assay: Pengujian Opsonophagocytosis
  2. Bacterial colony counting: Penghitungan Koloni bakteri
  3. Internet: Internet
  4. Automation: Otomatisasi

    Masalah yang dibahas: Permasalahan yang dibahas dalam jurnal ini adalah mengenai metode baru teknik perhitungan koloni bakteri secara otomatis dengan menggunakan media modern seperti kamera digital, scanner dokumen dan komputer.

    Tujuan Penulisan Jurnal :

             Adapun tujuan penulisan jurnal ini, menurut saya :

  • Membuktikan dan menggambarkan secara konkret bahwa perhitungan koloni bakteri dapat dilakukan dengan menggunakan media kamera digital, scanner dokumen, dan komputer.
  • Membandingkan hasil perhitungan koloni bakteri dengan cara otomatis dan dengan cara manual
  • Memberikan solusi baru mengenai cara perhitungan bakteri yang lebih mudah, praktis, murah, cepat, sederhana tapi modern.

Jenis dan Metode Penelitian :

Jurnal ini termasuk jurnal penelitian, dengan metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah secara langsung, tanpa menggunakan pembanding hasil penelitian sejenis sebelumnya. Sehingga penelitian ini adalah benar-benar penelitian baru yang dilakukan oleh tim penulis jurnal.


 

    Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

  • Medium agar di dalam cawan petri berbentuk persegi yang berisi 24 spot bakteri, yang diperkirakan mengandung 150 koloni bakteri.
  • Kamera digital buatan Canon tipe A75 dengan resolusi 2 megapixel
  • Scanner dokumen buatan HP psc tipe 2175 (all in one print/scanner/copier)
  • PC terintegrasi dengan 2 software program, yaitu: Photoshop. Cs (Adobe, San Jose, CA) dan protoCol (versi 4. 04 dari Synoptics Ltd)
  • Alat perhitungan bakteri otomatis protoCol
  • Latar untuk media pemotretan cawan petri yang berwarna putih netral

    Prosedur penelitian:

    • Menyiapkan media bakteri berbentuk persegi
    • Media tersebut difoto dengan menggunakan kamera digital dengan latar sebuah dinding berwarna putih
    • Foto hasil pemotretan cawan petri tersebut ditransfer ke komputer kemudian file tersebut dikompresi resolusinya menjadi 780 x 574 pixel dan diubah ke pola warna greyscale dengan kedalaman warna 8 bit
    • File yang telah dikompresi dibuka dengan software program protoCol kemudian secara otomatis program tersebut akan menghitung jumlah koloni bakteri berdasarkan kenampakan spot pada foto cawan petri tersebut.
    • Sebagai pembanding, gambar cawan petri tersebut di ambil dengan menggunakan scanner dokumen, dan kamera yang terintegrasi dengan software protoCOL dan komputer, kemudian diolah seperti halnya penggunaan media kamera digital.
    • Mencatat total waktu yang dibutuhkan masing-masing media pengambil gambar, kemudian dibandingkan ketiganya.


     

Pembahasan Jurnal:


 

Dalam jurnal penelitian yang dilakukan oleh tim ilmuwan Jurusan Patologi, universitas Alabama, Birmingham ini pada mulanya meneliti mengenai vaksin pneumoccocal, tetapi kemudian dalam penelitiannya mengenai vaksin timbul suatu ide baru, dimana dalam penelitiannya dibutuhkan perhitungan bakteri peneumoccocal, untuk mengetahui kefektifan dari vaksin yang sedang mereka kembangkan. Kemudian dari situ timbul suatu ide atau gagasan baru, untuk mempermudah perhitungan koloni bakteri dengan cara otomatis.

Jurnal ini membahas mengenai suatu metode baru perhitungan koloni bakteri. Dimana tim penulis jurnal ini mengemukakan bahasan ini, karena mengingat bahwa perhitungan koloni bakteri merupakan hal yang rumit, dan repot. Kalaupun ada teknik perhitungan koloni yang mudah secara otomatis, itupun membutuhkan biaya yang besar. Bagi unit laboratorium besar hal tersebut bukanlah suatu masalah, tapi bagi unit laboratorium kecil, hal ini merupakan suatu kendala. Oleh karena itu tim penulis mencoba untuk mencari dan membuktikan solusi baru perhitungan bakteri secara mudah dan otomatis, tetapi masih dengan konsep sederhana dan tidak banyak membutuhkan banyak biaya. Penulis mencoba menggabungkan konsep pencitraan sederhana dengan penghitungan koloni bakteri, dimana hanya dengan sebuah gambar cawan petri yang berisi spot-spot bakteri, dapat digunakan untuk menentukan angka jumlah koloni bakteri secara cepat dan mudah.

    Peralatan yang digunakan dalam penghitungan koloni bakteri yang dilakukan oleh tim penulis ini sangatlah mudah dan tidak terlalu mahal dibanding dengan alat penghitung koloni otomatis yang biasa terdapat dilaboratorium mikrobiologi besar. Salah satu alat penghitung bakteri otomatis yang paling akurat saat ini adalah "protoCol colony counter"(buatan synbiosis Cambridge UK). Alat ini diluncurkan pada 13 Juli 2007, dan digunakan untuk perhitungan bacteri secara otomatis. Alat ini pertama kali digunakan Austrian Biotech Firm, BIRD-C GmbH&CoKEG untuk menghemat waktu perhitungan riset novel vaksin pelawan bakteri Escherichia Coli O157. (sumber: www.synbiosis.com)

    ProtoCol merupakan merupakan suatu alat perhitungan bakteri otomatis yang canggih, karena dapat tersinkronisasi dengan PC dan mempunyai kamera dengan resolusi tinggi dan lampu LED. Synoptics meluncurkan alat ini dalam 2 tipe, yaitu ProtoCol HR dan ProtoCol SR, keduannya memliliki fungsi yang sama, hanya saja pada ProtoCol HR sedikit lebih unggul dalam menganalisis koloni bakteri, yaitu mampu menganalisis koloni bakteri hingga yang berukuran 0,1 mm. Sedangkan pada ProtoCol koloni SR hanya mampu menganalisis koloni bakteri hanya sampai 0,2 mm. Alat ini juga dilengkapi dengan software canggih dan membedakannya antara koloni satu dengan yang lainnya dalam jenis yang berbeda menurut warnanya. (Sumber: Simon Johns. Application Notes Automatic Color Colony Counting)


 

Gambar Alat Penghitung Bakteri Otomatis ProtoCol

Sumber: (Simon Johns. Application Notes Automatic Color Colony Counting)


 

Sebenarnya ada banyak alat penghitung bakteri otomatis selain protoCol, diantaranya alat Bacterial Colony counter tipe E70, alat ini merupakan alat penghitung bakteri otomatis model lama yang digunakan pada tahun 1977, kelemahan dari alat ini adalah tidak bisa diintegrasi dengan PC, karena tidak mempunyai software yang bisa dikompetibelkan dengan PC. Alat ini menggunakan monitor eksternal non PC.


 


 

Gambar Alat Bacterial Colony Counter model lama

Sumber: Journal Adaptation of an Automatic Bacterial Colony Counter for Measuring Lung Tumor Growth in Mice


 

Peralatan penghitung bakteri otomatis harganya sangat mahal, dan inilah yang menjadi kendala dalam melakukan penelitian, sehingga penulis mencoba untuk menyiasati dengan memanfaatkan software dari alat ini saja untuk digunakan menghitung jumlah koloni bakteri menggunakan media pencitraan yang lebih sederhana, seperti kamera digital dan scanner dokumen. Sebagai sampel, tim penulis meneliti koloni bakteri pneumococci, yang merupakan sekaligus untuk meneliti mengenai pengembangan vaksin baru dari pneumoccocal. Sebagai media bakteri digunakan ekstrak ragi, agar yang mengandung antibiotic dan sebagai pewarna menggunakan pewarnaan tetrazolium (2,3,5-triphenyl Tetrazolium Chloride). Selain sebagai pewarna, umumnya Tetrazolium biasanya digunakan sebagai indikator redoks umum yang biasa digunakan untuk eksperimen dalam biokimia, untuk mengindikasikan respirasi sel. Tetrazolium berbentuk kristal putih padat, larut dengan air, ethanol, dan acheton, tapi tidak larut dalam ether. Memiliki rumus molekul C19H15ClN4.
(sumber: http://en.wikipedia.org/wiki/Tetrazolium_chloride)

Dalam eksperimennya, koloni bakteri pada cawan petri yang dihitung, terlebih dahulu sudah diketahui dengan perhitungan manual yaitu memiliki 24 spot yang terdiri dari 150 koloni bakteri. Berikut ini adalah gambar berwarna koloni bakteri pneumococci pada cawan petri petri persegi yang saya ambil dari salah satu artikel di internet yang memuat mengenai penelitian yang dilakukan oleh tim penulis jurnal ini.


 

    Gambar koloni bakteri pneumococci pada cawan petri

    Sumber: (Simon Johns. Application Notes Automatic Color Colony Counting)

Tim penulis melakukan pengujian dengan menggunakan kamera digital merek Canon tipe A75 dengan resolusi 2 megapixel.


 


 


 


 


 


 


 


 

Gambar kamera digital CANON A75

Sumber: www.usa.canon.com


 

Selain itu penulis mencoba metode lain dengan menggunakan alat pencitraan lainnya, yaitu scanner dokumen yang dalam hal ini merek scanner yang digunakan adalah HP tipe psc 2175 dimana cawan petri yang berbentuk persegi discan untuk dihasilkan sebuah citra atau gambar digital dari cawan petri tersebut.


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 

Gambar Scanner dokumen HP psc 2175

Sumber: www.welcome.hp.com

Kemudian hasil pencitraan yang berupa file gambar digital tersebut dikompresi dengan menggunakan software photoshop cs dan dikonversi ke format greyscale dengan kedalaman warna 8-bit. Hal ini dilakukan agar software protoCol bisa membaca format gambar tersebut. Setelah tahap konversi, kemudian gambar tersebut diolah dengan menggunakan software protoCol, yang merupakan software bawaan dari alat protoCol bactery counter, yang sudah diinstalasi dengan sebuah PC. Hasilnya gambar hasil tangkapan kamera dan scanner tadi bisa dibaca oleh software tersebut, dan software tersebut bisa menghitung secara cepat banyaknya spot koloni yang tertangkap melalui pencitraan kamera digital dan scanner dokumen dalam waktu singkat. Hasil perhitungan bakteri dari kamera digital kemudian dibandingkan dengan perhitungan secara manual memiliki tingkat korelasi yang cukup tinggi, pada grafik perbandingan perhitungan kamera digital dan perhitungan manual memiliki koefisien korelasi sekitar 0,98. Pada perhitungan dengan gambar yang diambil menggunakan scanner memiliki koefisien korelasi terhadap perhitungan manual yang sama dengan menggunakan kamera digital, yaitu sekitar 0,98. Kemudian hasil koefisien korelasi dari perhitungan dua gambar hasil pencitraan scanner dan kamera digital, dibandingkan dengan hasil koefisien korelasi dengan menggunakan peralatan penghitung bakteri otomatis protoCol (hardware dari protoCol) ternyata koefisien korelasinya terhadap perhitungan manual, lebih rendah yaitu sekitar 0,96.

Dari hasil perbandingan koefisien korelasi antara penggunaan gambar hasil pencitraan kamera digital, scanner, maupun peralatan penghitung bakteri otomatis protoCol, ternyata perhitungan dengan menggunakan kamera digital dan scanner lebih akurat dibandingkan dengan peralatan penghitung bakteri otomatis itu sendiri. Hal ini mungkin dikarenakan resolusi gambar yang diciptakan dari hasil pencitraan kamera digital maupun scanner lebih bagus, sehingga gambar koloni bakteri pada cawan petri yang dihasilkan lebih jelas dan tajam, hal ini membuat software protoCol bisa membaca jumlah koloni pada cawan petri dengan lebih akurat. Perbedaan koefisiien korelasi yang terjadi tidak terlalu signifikan, yaitu sekitar 0,02 dan hal tidak akan terlalu banyak berpengaruh terhadap perhitungan.

Selain membandingkan keakuratan antara kamera digital, scanner, maupun alat protoCol itu sendiri, juga dilakukan perbandingan mengenai jumlah waktu yang dibutuhkan, untuk membuktikan seberapa efisien dan menghemat waktu penggunaan media-media tersebut, untuk melakukan perhitungan koloni bakteri. Pada perhitungan menggunakan hasil pencitraan dari kamera digital membutuhkan waktu total untuk menghitung 12 cawan petri adalh sekitar 28 menit, dengan scanner membutuhkan waktu 23 menit, sedangkan dengan menggunakan alat protoCol membutuhkan waktu 10 menit. Perbedaan jumlah waktu yang dibutuhkan dalam melakukan perhitungan koloni bakteri pada 12 cawan petri ini disebabkan pada gambar hasil pencitraan kamera digital dan scanner dibutuhkan waktu untuk pencitraan dan kompresi file gambar hasil pencitraan, sehingga waktu yang dibutuhkan relatif lebih lama dibandingkan dengan menggunakan dengan perhitungan menggunakan alat protoCol yang tidak membutuhkan kompresi file gambarr, sehingga waktu yang dibutuhkan untuk menghitung jumlah koloni bakteri tersebut lebih cepat dibandingkan dengan menggunakan kamera digital maupun scanner. Tetapi apabila semua waktu tersebut dibandingkan dengan waktu yang dibutuhkan untuk perhitungan bakteri secara manual yang memakan waktu 144 menit, waktu yang dibutuhkan pada metode kamera digital, scanner, maupun protoCol adalah relatif lebih pendek.

Sekilas apabila kita membaca hasil penelitian yang dilakukan oleh tim penulis jurnal ini, sangat bermanfaat apabila diterapkan. Karena dengan demikian apabila kita ingin menghitung suatu koloni bakteri dengan cepat dan otomatis, maka biaya bukan merupakan suatu kendala lagi. Karena dengan hanya memanfaatkan kamera digital, atau scanner, kita sudah bisa menghitung jumlah koloni bakteri.

Menurut saya permasalahannya sekarang adalah apabila kita ingin mengaplikasikan hail penelitian ini, lalu bagaimana cara kita untuk mendapatkan software protoCol ini, sedangkan software ini merupakan satu kesatuan dengan alat protoCol tersebut.


 


 


 


 


 


 


 


 

Gambar alat penghitung bakteri otomatis protoCol

Sumber : www.synbiosis.com


 

Software ini merupakan software bawaan dari alat penghitung bakteri otomatis itu sendiri, sehingga apabila kita ingin memiliki software tersebut kita harus terlebih dahulu memiliki peralatan penghitung bakteri otomatis protoCol tersebut. Apakah kita harus membeli peralatan penghitung baketeri otomatis protoCol tesebut, kemudian memanfaatkan softwarenya saja? Tentunya merupakan hal yang sungguh berkebalikan dari tujuan sebelumnya, yaitu melakukan perhitungan bakteri secara otomatis yang tidak membutuhkan banyak biaya. Dan hal ini tentu tidak mungkin bagi unit laboratorium kecil, atau bagi kita yang tidak memilki dana berlebih untuk membeli peralatan semahal itu. Menurut saya tim penulis tidak memikirkan dampak negatif dari hasil eksperimennya. Karena dengan begitu akan membuat terjadinya penggunaan software ilegal, atau software bajakan dari protoCol tersebut, karena mengingat selain software tidak dijual bebas, tetapi merupakan kesatuan dari alat penghitung bakteri otomatis protoCol, yang pastinya memiliki harga yang mahal. Solusi yang diberikan tim penulis dalam mengatasi kesulitan mahalnya biaya, maupun kesulitan perhitungan koloni bakteri yang dihadapi oleh unit-unit laboratorium kecil sangatlah bagus, hanya saja tidak bisa aplikasikan secara nyata, mengingat untuk mendapatkan software perhitungan bakteri otomatis protoCol butuh biaya yang mahal. jadi hal ini bisa dikatakan percuma untuk dilakukan. Mungkin alternatif lain yang bisa dilakukan adalah dengan mencari software lain sebagai pengganti penghitung koloni bakteri otomatis protoCol, untuk digunakan menghitung jumlah koloni bakteri dengan menggunakan gambar hasil pencitraan kamera digital maupun scanner. Sehingga dengan demikian tidak terjadi pelanggaran hak cipta atau hak paten dari software tersebut, karena softwrae tersebut hanya khusus digunakan dengan menggunakan perangkat pasangannya, yaitu alat penghitung protoCol-nya, dan dari hasil penelusuran saya, dari beberapa sumber informasi di internet tidak menyebutkan bahwa software tersebut dijual terpisah, dengan alat/ hardware-nya.


 

Kesimpulan     :

    Dari hasil pembahasan jurnal mengenai "Metode Sederhana Untuk Menghitung Bentuk Kesatuan Koloni Bakteri" dan berdasarkan referensi dari berbagai sumber yang saya analisisi, saya memperoleh kesimpulan bahwa pengaplikasian teknik perhitungan bakteri otomatis dengan menggunakan media kamera digital, dan scanner dokumen tetaplah membutuhkan dana yang besar sebab untuk mendapatkan software yang digunakan sebagai penghitung memerlukan biaya yang besar karena software tersebut harus dibeli bersamaan dengan alat penghitung bakteri otomatis protoCol.


 


 


 


 


 

    
 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 

1 comment:

  1. terima kasih :) artikelnya sangat membantu tugas kuliah saya

    tropicalady.blogspot.com

    ReplyDelete